Sabtu, 06 Juni 2009

Khusyu’ dalam Sholat

Dalam setiap ibadah, terutama sholat, kita diharapkan akan khusyu’ dalam melaksanakannya. Namun ternyata, khusyu’ dalam sholat itu bukan hal yang mudah. Banyak orang yang merasa belum, atau kurang, khusyu’ dalam sholat. Bahkan, para sahabat pun ada yang merasa masih kurang khusyu’ dalam sholatnya.

Dalam satu riwayat dikisahkan, suatu hari Rasulullah saw “menantang” para sahabat untuk khusyuk dalam sholat. Barang siapa yang dapat khusyu’ ketika sholat, maka akan menerima hadiah berupa baju perang yang dikenakan Rasulullah saw. Tidak ada satu sahabatpun yang berani menerima tantangan ini, selain Ali bin Abu Thalib ra.

Ali bin Abu Thalib lantas melaksanakan sholat. Setelah selesai, Rasulullah saw bertanya kepada Ali. Dengan jujur Ali menjawab, bahwa awalnya ia sangat khusyu’ mengerjakan sholat. Namun ketika memasuki rakaat terakhir, dalam pikiran beliau terlintas akan hadiah yang dijanjikan Rasulullah saw. Hal ini membuat sholatnya menjadi kurang khuhsyu’.

Lihatlah, bahkan sahabat pun mengalami kesulitan untuk khusyu’ ketika mengerjakan sholat. Apalagi dengan kita, yang kadar keimanannya ,mungkin, masih berada di bawah para sahabat tersebut?

Khusyu’ merupakan kekuatan sholat. Tanpa khusyu’ sholat seakan tidak mempunyai makna bagi pelakunya, karena sholat hanya berupa aktifitas fisik yang rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya.

Menghancurkan dan merusak kekhusyu’an dalam sholat adalah salah satu misi syetan di dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan misi syetan tersebut:

ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur [ta’at]. (al-A’raaf: 17)

Rasulullah s.a.w. bersabda

أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع ، حتى لا ترى فيها خاشعا

Yang pertama akan hilang ari umatku adalah khusyu’, hingga kalian tidak lagi melihat orang khusyu’. (H.R. Tabrani; Sahih)

Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah khusyu’, dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu’” (al-Madarij 1/521).

Maka khusyu’ ini juga merupakan salah satu sifat orang beriman. Allah berfirman:

قد أفلح المؤمنون الذين هم في صلاتهم خاشعون

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.

Ibnu Katsir mengatakan: khusyu’ adalah tidak bergerak, tenang, penuh tawadlu’ karena disebabkan takut kepada Allah danperasaan diawasi Allah. Khusyu’ adalah sadarnya hati seakan berdiri di depat Allah dengan penuh penghormatan, pengabdian. (al-Madarij 1/520).

Tempat khusyu’ adalah di dalam hati dan membekas ke seluruh tubuh. Kalau hati sudah tidak khusyu’ maka seluruh anggota tubuh tidak lagi beribadah. Khusyu’ juga menjadi bukti keikhlasan. Hanya mereka yang ikhlas ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang dapat melakukan khusyu’ secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang hanya melakukan kekhusyu’an palsu atau yang sering disebut kekhusyu’an dusta.

Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu’, yaitu khusyu’ iman dan khusyu’ munafik. Khusyu’ Iman adalah hatinya menghadap Allah dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa malu. Hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang membekas ke seluruh anggota badannya.

Adapun khusyu’ munafik adalah fisiknya khusyu’ tapi hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari khusyu’ munafik. (Ruh 314).
Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu’ adalah wajib, karena banyaknya dalil yang menganjurkan khusyu’ dan mencela orang yang tidak khusyu’ dalam sholat.

Rasulullah s.a.w. bersabda:”Lima sholat yang diwajibkan oleh Allah, barang siapa memperbaiki wudlunya dan melaksanakan sholat pada waktunya, menyempurnakan ruku’nya dan kekhusyu’annya, maka ia mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya. Barang siapa tidak melakukan itu, maka ia tidak mendapatkan janji Allah, kalau Allah berkehendak maka Mengampuninya, kalau Allah berkehendak maka akan menyiksanya.” (H.R. Abu Dawud – sahih)

Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:”Barang siapa berwudlu dan memperbaiki wudlunya kemudaian ia sholat dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan wajahnya (dan tidak diganggu oleh nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya yang telah telah lewat. (H.R. Bukhari).

Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:”Banyak sekali orang yang sholat hanya mendapatkan capek berdiri” (H.R. Nasai: hasan).

Allah berfirman :

حَـٰفِظُواْ عَلَى ٱلصَّلَوَٲتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ.

Peliharalah segala shalat [mu], dan [peliharalah] shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah [dalam shalatmu] dengan khusyu’. (al-Baqarah: 238)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan] shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45)

Tip menghadirkan khusyu dalam sholat

Menghadirkan khusyu’ dalam sholat dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama: mengupayakan amalan-amalan yang merangsang kekhusyu’an dan kedua: menghilangkan hal-hal yang merusak kekhusyu’an.

Amalan-amalan yang mengantarkan kepada kekhusyu’an:

1. Persiapkan diri untuk sholat, dimulai dengan mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa, memperbaiki wudhu, membaca do’a wudhu, melakukan siwak, mempersiapkan perlengkapan sholat, menunggu waktu sholat tiba.

2. Tuma’ninah; yaitu berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah saw ketika sholat, beliau melakukan tuma’ninah hingga semua anggota badan beliau kembali pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.)

Dalam hadist lain Rasulullah saw bersabda:”Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu wahai Rasulullah, tanya sahabat. “Mereka yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan bisa khusyu’ tanpa tuma’ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat telah menghilangkan kekhusyu’an dan konsentrasi hati.

3. Ingat kematian saat sholat. Rasulullah saw pernah bersabda:”Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir” (Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub ra “Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan” (Ahmad: sahih).

4. Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca saat sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya serta menyerapkannya dalam diri mushalli.

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (Shad:29).

Dari Hudzaifah ra :Aku sholat di belakang Rasulullah saw, satu malam. Beliau membaca dengan bebas. Ketika melewati ayat di dalamnya ada tasbih, beliau bertasbih, ketika melewati ayat permintaan beliau meminta dan ketika melewati ayat minta perlindungan, beliau pun meminta perlindungan” (Muslim).

Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat Allah merupakan pengantar kekhusyu’an. Begitu juga menangis saat mendengar atau membaca ayat-ayat Allah. Allah berfirman:

وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.(Isra’:109).

Atho’ pernah bertanya kepada Aisyah ra: ceritakan kepadaku apa yang paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis. Suatu malam Rasulullah saw berdiri untuk sholat, beliau berkata: Wahai Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan aku senang menyenangkanmu”. Lalu beliau pun bangun dan sholat, lalu beliau sholat sambil menangis sehingga lantai kamarku basah karena air mata beliau. Lalu berkumandanglah adzan Bilal untuk subuh, ketika Bilal melihat mata Rasulullah basah karena menangis, Bilal pun bertanya:”Wahai Rasulullah, untuk apa engkau menangis padahal Allah telah mengampunimu dosamu yang lalu dan yang akan datang? Rasul menjawab: Wahai Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba yang banyak bersyukur. Malam ini diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang yang membacanya dan tidak menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu Hibban:sahih).

5. Membaca ayat satu-satu. Ini juga mengantarkan kepada khusyu’ karena mengantarkan kepada pamahaman dan penghayatan. Umi Salamah berkata bahwa Rasulullah membaca fatihah dalam sholat dengan basmalah, lalu berhenti lalu membaca hamdalah lalu berhenti lalu membaca arrohmaanirrohiiim dan seterusnya. (Abu Dawud: sahih).

6. Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat mengantarkan kepada kekhusyu’an. Allah berfirman:

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬ نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً

Hai orang yang berselimut [Muhammad], (1) bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari [1] kecuali sedikit [daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan. (Muzammil 1-4)

Rasulullah saw berpesan:”Perindahlah al-Qur’an dengan suaramu yang merdu, karena suara yang indah akan memperindah al-Quran” (Hakim:sahih).

Dalam hadist lain beliau bersabda:”Sesungguhnya seindah-indah suara orang membaca Quran, adalah kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan takut kapada Allah. (Ibnu Majah: sahih).

7. Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah saw bersabda:”Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).

8. Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika sholat menghadap pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang polos. Tujuannya adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh obyek-obyek visual yang mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah saw bersabda” Hendaklah kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan tidak memutuskan sholatnya” (Abu Dawud: sahih).

Sebaiknya pembatas tersebut berjarak tiga jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal dari tempat sujudnya. (Fathul Bari).

9. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada. Rasulullah saw bersabda: Kami para nabi diperintahkan agar dalam sholat meletakkan tangan kanan di atas atas tangan kiri (Thabrani:sahih). Imam Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar kita menundukkan diri di depan Allah dengan khusyu’. Ibnu Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap seorang yang meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu lebih mengantarkan kepada kekhusyu’an.

10. Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud. Dari Aisyah ra Rasulullah saw ketika sholat beliau menundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju ke tempat sujud. (Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau memasuki Ka’bah beliau tidak memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar dari Ka’bah”. (Hakim: sahih).

Bagaimana dengan pendapat sebagian orang yang melakukan sholat dengan memejamkan mata dengan dalih itu bisa mengantarkan kepada kekhsyu’an. Sesungguhnya itu bertentangan dengan contoh yang diberikan Rasulullah saw. Beliau diriwayatkan tidak pernah sholat dengan memejamkan mata.

Namun demikian para ulama beda pendapat mengenai masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah mata saat sholat hukumnya makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian ulama mengatakan tidak makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau tidak memejamkan mata terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di depannya atau di sekitar tempat sholat, maka memejamkan mata pada kondisi seperti itu dianjurkan.

11. Sebagian ulama melihat bahwa meragamkan bacaan sholat dapat mengantarkan kepada kekhusyu’an karena menciptakan suasana baru dalam melaksanakan sholat. Misalnya redaksi bacaan doa iftitah, ruku’, sujud, I’tidal, duduk antara dua sujud dan tashahhud ada beberapa riwayat sahih yang berbeda-beda. Membacanya dengan redaksi yang berbeda-beda dapat mempersegar suasana sholat dan mengantarkan kepada kekhusyu’an. Begitu juga bacaan-bacaan surat setelah fatihah dapat dilakukan dengan variasi ayat yang berbeda-beda.

12. Disunnahkan membaca ta’awwudz ketika merasakan ada gangguan konsentrasi dalam sholat. Konon ketika seorang hamba hendak melaksanakan sholat, syetan menurunkan pasukannya yang disebut Khanzab untuk mengganggu orang sholat. Abi ‘Ash ra berkata kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah syetan telah mengganggu sholatnya dan membolak balikkan bacaannya, Rasulullah bersabda: Itu syetan bernama Khanzab kalau kamu merasakannya maka bacalah ta’wudz lalu tiuplah ke kiri tiga kali”. Iapun melakukannya dan syetan tidak lagi mengganggunya. (Muslim).

Rasulullah juga mengingatkan: Kalau kalian sholat maka datanglah syetan mengganggu kalian, sehingga kalian lupa hitungan rakaatnya. Kalau kalian merasakannya maka sujudlah dua kali ketika ia duduk (Bukhari).

Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan datang kepada kalian ketika sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia merekayasa agar dia ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan itu janganlah membatalkan sholat hingga dengar suara atau mencium bau (Thabrani: sahih).

Bahkan konon syetan juga menganggu orang yang sholat dengan isu-isu kebaikan seperti masalah dakwah, masalah sunnah, masalah keilmuan dan politik agar sholatnya tidak lagi terfokus.

13. Bacalah cerita orang solih terdahulu bagaimana mereka berkhusyu’ dalam sholatnya. Ali ra ketika hendak sholat maka mukanya berubah, lalu ia ditanyai tentang itu, beliau menjawab: datang waktu ketika amanah ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka menolak tapi aku kini membawanya. Konon mereka ketita sholat memerah wajahnya karena takut akan menghadap Allah. Salah seorang sahabat diceritakan terkena panah saat berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia sholat karena saat itu ia lupa semuanya dan hanya ingat Allah.

14. Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud. Rasulullah saw bersabda:”Kondisi paling antara hamba dan Tuhannya adalah saat sujud, maka perbanyaklah doa” (Muslim).

15. Dzikir setelah sholat. Setelah melaksanakan sholatnya hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai sholat untuk memperkuat dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak hanya dzikir dalam lisan tapi juga diresapi makna dan kandungannya.

Perkara yang mengganggu kekhusyu’an:

1. Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti gambar-gambar dan ornamen yang menarik perhatian orang sholat. Lokasi sholat sebaiknya tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Rasulullah saw memerintahkan agar para sahabat melakukan sholat dhuhur saat cuaca agak dingin.

2. Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat.

3. Hindari solat di waktu makan. Rasulullah saw bersabda”Tidak baik sholat di hadapan makanan” (Muslim).Riwayat lain mengatakan “Ketika maka malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam” (Bukhari).

4. Hindari menahan buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah saw melarang sholat sambil menahan kencing (Ibnu Majah: sahih).Riwayat lain mengatakan bahwa Rasululllah saw bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka pergilah ke wc dulu (Abu Dawud: sahih).

5. Hindari sholat dalam keadaan mengantuk berat. Rasulullah saw bersabda “Kalau kalian sholat dan mengantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang dikatakan” (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika kalian mengantuk dan melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta ampunan Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)

6. Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah saw bersabda “Janganlah kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).

7. Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang yang sholat di samping kita. Rasulullah saw bersabda “Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah, janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam sholat” (Abu Dawud: sahih).

8. Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah saw mengingatkan bahwa tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan “Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak menengok, kalau menengok maka Allah meninggalkannya” (Abu Dawud: sahih).

9. Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah saw pernah bersabda “Ada orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak kembali” (Ahmad:sahih).

10. Menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah saw: “Ketika kalian menguap saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut kalian” (Muslim).

11. Jangan sholat seperti kebiasaan binatang. Dalam sebuah hadist Rasulullah saw melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya harimau dan menjalankan ibadah di tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).

Sholat yang khusyu’ ini berat. Tapi kita dapat menjalankannya jika kita terus berusaha untuk dapat khusyuk melaksanakan sholat. Salah satu upaya agar kita dapat melakukan khusyu’ dengan mudah adalah dengan memperbanyak doa:

اللَّهُمَّ طَهِّرْنِي بِالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَالْمَاءِ الْبَارِدِ ، اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا طَهَّرْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ ، وَبَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ ذُنُوبِي كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ ، وَنَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ ، وَدُعَاءٍ لاَ يُسْمَعُ ، وَعِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ هُؤُلاَءِ الأَرْبَعِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِيشَةً نَقِيَّةً وَمَيْتَةً سَوِيَّةً وَمَرَدًّا غَيْرَ مُخْزٍى.

Mudah-mudahan bermanfaat.
Wallahu a’lam

Sumber: pesantrenvirtual.com;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar