Kamis, 04 Juni 2009

Lima Kegelapan dan Lima Lampu Penerang

Lima Kegelapan dan Lima Lampu Penerang

Dalam bukunya Ibnu Hajar Al-Asqalani yang berjudul “Nashaihul Ibad” disana ada satu riwayat yang dikatakan oleh Abu Bakar Sidik ra.yang mana beliau mengatakan, bahwa kegelapan ada 5 dan lampunya pun ada 5 yaitu :

A. Cinta akan dunia adalah suatu kegelapan dan lampunya adalah takwa.
B. Dosa adalah suatu kegelapan dan lampu penerangnya adalah tobat.
C. Kubur adalah kegelapan dan lampu penerangnya adalah bacaan kalimat “laa ilaha illallaahmuhammadarrasuulullah”
D. Akhir adalah kegelapan dan lampu penerangnya adalah amal shaleh.
E. Shirath Al-Mustaqim adalah suatu kegelapan dan lampu penerangnya adalah keyakinan.

Keterangan :

Tentang mencintai dunia sesuai dengan sabda Nabi SAW :”Cinta kepada dunia adalah sumber kesalahanmu” (HR. Al-Baihaqi)

Imam Al-Ghazali mengomentari hadits tersebut dengan mafhum mukhalafahnya sebagai berikut :

“Sebagaimana dikatakan bahwa mencintai dunia itu adalah sumber segala kesalahan, maka membenci dunia adalah sumber segala kebaikan.”

Dikemukakan oleh Al-Hasan Al-Basri bahwa hal itu juga sesuai dengan hadits yang berbunyi :

“Apabila seorang hamba melakukan dosa satu kali, maka hatinya diberi satu titik noda (hitam). Apabila dia mencabutnya dan memohon ampun serta bertobat, maka bersihlah hatinya. Apabila ia kembali lagi (berbuat dosa), maka bertambah hitamlah titik noda itu, hingga memenuhi hatinya. Sedang dia (dosa itu menutupinya) sesuai dengan apa yang dikatakan Allah dalam ayat: “Sekali-kali tidak, bahkan dosa yang telah mereka kerjakan dapat menutupi hati mereka.” (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Mazah, Nasa’i, Ibnu Hiban dan Hakim)

Di antara sekian banyak fadhilah membaca kalimat Tayyibah, yaitu lafal “Laa ilaaha illallaah” antara lain :

Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan untuk masuk neraka kepada orang yang membaca kalimat “laa ilaaha illallaah” dengan niat mencari keridhaan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang membaca kalimat “laa ilaaha illallaah” dengan niat ikhlas, tentu ia masuk surga. Lalu para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa keikhlasan bacaan tersebut?’ Nabi SAW bersabda, ‘Bacaan laa ilaaha illallaah mencegahmu dari sesuatu yang telah diharamkan Allah.” (HR. Al-Khatib)

Dikatakan, ada 7 macam yang dapat menerangi alam kubur :

a. Ikhlas dalam beribadah
b. Berbakti baik kepada ibu - bapak.
c. Silaturahmi.
d. Tidak menyia-nyiakan usia dalam kemaksiatan.
e. Tidak mengikuti kehendak hawa nafsu.
f. Bersungguh-sungguh dalam taat
g. memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.

Amal saleh meliputi “’Aziimah dan Rukhshah”

‘Aziimah adalah suatu keharusan; sedangkan Rukhshah adalah dispensasi.

Contohnya, salat Dhuhur wajib 4 rakaat bagi mereka yang tidak bepergian, tapi bagi mereka yang dalam perjalanan jauh di beri rukhsah untuk meng-qashar salat dzhuhur tersebut menjadi 2 rakaat dan yang paling baik dalam salat 4 rakat bagi mereka yang bepergian jauh adalah mengambil rukhsah yaitu salat 2 rakaat sebagai dispensasi dari Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW :

“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang mengambil/melakukan dispensasi darinya, sebagaimana Allah mencintai orang yang melaksanakan keharusannya. Sebab, Allah telah mengutusku dengan ajaran agama yang mudah (elastis) yaitu agama Nabi Ibrahim as.” (HR. Ibnu Asakir)

Nabi SAW bersabda, “Kerjakanlah keharusan-keharusan (‘Azimah) terimalah rukhsah (keringanan-keringanan) dari Allah seperti salat qasar/jamak. Tinggalkanlah orang-orang yang tidak mengerjakan ‘Azimah dan tidak menerima rukhsah. Sesungguhnya kamu telah diberi kecukupan atas mereka.” (HR. Al-Khatib)

Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak menerima rukhsah dari Allah, maka baginya dosa segunung Arafah.” (HR. Ahmad)

Yang disebut yakin yang berhubungan dengan “Ash-Shiraath” pada nasihat diatas adalah : “Menyatakan apa yang telah dibenarkan oleh hati atas hal yang gaib dengan menghilangkan segala keraguan.”

Sumber :oleh Arie Widowati

1 komentar: